Dari jualan pulsa, empat operator telepon mampu meraup pendapatan sampai puluhan triliun rupiah setahun. Pedagang pulsa tingkat lapak pun, dengan teknologi sederhana, juga mampu meraup omset miliaran rupiah sebulan.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) sampai kuartal III/2011 meraup pendapatan operasional Rp 53,05 triliun. Jumlah ini naik 3,4 persen dibandingkan periode sama pada 2010 (Rp 51,31 triliun). Sementara Telkomsel, omsetnya Rp 36,029 triliun, naik 5,7 persen dibandingkan periode sama 2011 (Rp 34,084 triliun). Indosat Tbk. sebesar Rp 15,3605 triliun (sampai kuartal II), naik 3,5 persen dibandingkan periode sama 2010 (Rp. 14,8431 triliun). Omset XL (hingga kuartal III/2011) sebesar Rp 13,96 triliun, tumbuh 8 persen dibandingkan periode sama 2010 (Rp 13,96 triliun).
Sekitar 95 persen pengguna telekomunikasi di Indonesia lebih memilih yang prabayar dibanding pasca bayar. Selama yang prabayar lebih diminati, bisnis penjualan pulsa akan terus hidup. Omset bisnisnya cenderung meningkat. Data pada Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), dari populasi 230 juta penduduk di Indonesia, penetrasi teledensitas pelanggan seluler telah mencapai 180 juta. Lebih dari 95 persen atau sekitar 171 juta memilih prabayar.
Bukan hanya juragan pedagang pulsa yang makin tebal kantongnya. Yang hanya jadi agen, yang menjajakan dagangannya di lapak, pun kecipratan. Banyak yang menduga, bisnis pulsa kurang menguntungkan untuk jangka panjang. Tapi buktinya, Muhammad Najib Ghoni, dengan menciptakan pasar pulsa sendiri melalui bendera malangpulsa.com, ikut sukses meraup sampai miliaran rupiah.
Najib adalah salah satu distributor pulsa di Malang yang tangguh dalam menjalankan bisnisnya. Ia sadar akan menghadapi banyak resistensi dari para pemain (distributor) lama yang lebih dulu eksis. Ia memutar otak bagaimana menciptakan strategi pemasaran yang efektif bagi konsumen. Ia pun membuat komunitas konsumen sendiri yang anggotanya para santri di pondok pesantren serta teman-teman sejawatnya.
Bagaimana caranya? Mereka diberi modal oleh Najib, panggilan Muhammad Najib, dengan sistem bayar belakang. Mereka akan membayar dengan cara mengangsur jika jualan pulsanya sudah laku.
Cara yang dilakukan Najib ternyata efektif, dan terbentuklah pasar baru komunitas pulsa, dengan anggota sekitar 10 orang. Anggotanya dijadikan agen pulsa, lantas agen ini membentuk counter-counter pulsa diwilayahnya masing-masing.
Singkat waktu, Najib dengan sistemnya mempunyai pasar sendiri dengan agen sekitar 5.000 orang. Dari ribuan anggota, hanya 35 orang yang diangkat sebagai agen. Sisanya sebagai konter. ”Mereka ini tersebar di seluruh Nusantara. Pokoknya nasional,” kata Najib.
Besarnya agen pulsa ini ada sekitar 30 distributor yang menggunakan servernya. Dengan keuntungan per transaksi sekitar Rp 25. Setiap harinya transaksi yang terjadi antara 5.000 dan 10.000 transaksi. Berapa omset sekarang? Najib mengaku sekitar Rp 100 juta sehari, sehingga total pendapatan selama satu bulan sekitar Rp 3 miliar. Laba ini tentunya sangat menggiurkan bagi pemula usaha yang ingin menekuni bisnis pulsa. Untuk itu, Najib selalu melakukan inovasi dalam bisnisnya. Salah satu bentuk inovasi tersebut adalah dengan membuat server pulsa sendiri. Servernya dijual dengan harga sekitar Rp 7 juta hingga Rp 15 juta, dengan garansi beberapa tahun.
Bukan itu saja. Najib juga mendukung dengan garansi apabila ada yang rusak. Tim tekhnisnya langsung memperbaiki. Server tersebut diberi nama Tiger Engine (TE) dalam software pulsaindonesia.com. ”Kami sudah banyak pesanan server ini. Pesanan ini khususnya dari komunitas pulsa yang kami bentuk,” kata Najib.
Selain membuat server sendiri, Najib juga menambah pelayanan kepada agen dan mengangkat distributor baru. Yakni dengan cara yang merangsang untuk pengembangan bisnisnya. Seperti pemberian hadiah bagi anggota yang transaksinya banyak. Harga jual distributor ke agen dimurahkan, sistem bayar mundur, dan pelayanan terhadap pengaduan konsumen.
Pelayanan yang dilakukan Najib menyangkut pemberian pelatihan kepada masyarakat bagi yang ingin memulai bisnis pulsa. Yakni di sekolah atau institusi, tanpa dipungut biaya sepeser pun.
BISA MULAI RP 10 JUTA
Bagi yang ingin memulai usaha bisnis pulsa, Najib menyarankan beberapa langkah mudah dan murah. Bisa dimulai dengan modal Rp 10 juta – Rp 5 juta uang muka software, Rp 1 juta pembelian alat, Rp 4 juta sebagai saldo awal untuk pulsa operator dengan sistem house to house (H2H)—peminat bisa mengkases malangpulsa.com. Najib siap mengembalikan uang yang sudah disetor apabila pemula meminta kembali modalnya.
Mengapa pebisnis sejenis banyak yang bangkrut, menurut Najib karena menggunakan server imitasi, yang berakibat pada banyak kendala dan menuai banyak pengaduan. ”Kalau konsumen sudah tidak bersedia membeli karena kredibiltasnya kurang baik, penghasilan menurun dan akhirnya bangkrut,” katanya.
Penyebab lain, pengusaha salah estimasi modal. Ingginnya cepat meraup untung, tapi modal yang dijalankan tidak kembali karena setoran agen yang macet.
Peminat bisa mengkases malangpulsa.com. Modalnya mulai Rp 10 juta.
[Doni Setio Pambudi/Majalah Cetak Pengusaha Muslim]